Minggu, 15 Juni 2014

Di Pandeglang: Masih Ditemukan Raskin Buruk



Warga Sesalkan Sikap Pembiaran Oleh Divre DKI

RilisBanten-PANDEGLANG; Sepanjang tahun 2013 hingga pertengahan 2014 ini, beras miskin (raskin) yang disalurkan Perum Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang masih ditemukan berkualitas buruk (Tidak Memenuhi Syarat Inpres Perberasan-Red). Keluhan demi keluhan yang disampaikan masyarakat penerima manfaat dan para pemerhati raskin di daerah, seakan tidak mendapat tanggapan berarti dari Perum Bulog Divisi Regional (Divre) DKI Jakarta.

Yang terbaru, Badan Pamantau Pembangunan Provinsi Banten (BP3B) mempertanyakan komitmen Kepala Subdivre Bulog Lebak-Pandeglang, Herman Sadik, terkait pelayanan beras raskin yang masih ditemukan berkualitas buruk tersebut.

“Kami mempertanyakan komitmen Kasub terkait kualitas raskin yang disalurkan pihaknya. Sebab, masih ditemukan raskin yang berkualitas sangat buruk dan tidak layak dikonsumsi manusia, seperti raskin di Desa Pasirkarag dan Desa Pasirjaksa Kecamatan Keroncong, Kabupaten Pandeglang, Banten,” ujar Koordinator BP3B, Apandi Jarkasih layaknya dilansir harian Pelita, Senin (9/6/2014) kemarin.

Menurutnya, beras yang disalurkan untuk kedua desa tersebut berkutu, banyak gabah, dan berwarna kusam. “Buruknya kualitas itu juga diketahui oleh Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Pandeglang. Dia sangat geram dengan buruknya kualitas raskin di Desa Pasirkarag tersebut,” jelasnya.

Soal komitmen Kasub Divre Bulog Lebak-Pandeglang dalam memperbaiki kualitas raskin, lanjut Apandi, itu hanya bohong besar.

Sementara Kasie Pendistribusian KKP Pandeglang, meminta beras raskin untuk Desa Pasirkarag tidak disalurkan dulu. “Kepala Desa harus segera membuat laporan dan mengembalikan raskin tersebut ke Bulog,” katanya.

Dipihak lain, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Banten, Sri Murtiningsih, mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mengawasi penyaluran raskin, baik terkait kualitas dan kuantitas maupun ketepatan sasarannya. “Butuh peran serta dari seluruh komponen masyarakat untuk menyukseskan program raskin,” katanya.

Persoalan raskin di Kabupaten Padeglang juga tidak hanya terkait dengan buruknya kualitas. Tapi, ada juga beras raskin yang tiba-tiba raib dari rumah Kepala Desa (Kades). Seperti halnya yang terjadi di Desa Cigodang, Kecamatan Labuan, Pandeglang. Para Ketua RT membuat pernyataan bersama sebagai bentuk protes atas menghilangnya raskin tersebut.

Pada bagian lain, Pemerhati Raskin Banten (PRB), Tb. Mahmud Syaeroji, menyesalkan sikap pembiaran dari Perum Bulog Divre DKI Jakarta terkait kinerja Kasub Divre Lebak-Pandeglang. “Persoalan buruknya kualitas raskin di Pandeglang ini sudah berlangsung lama, tapi kenapa dibiarkan dan tidak diselesaikan. Kalau tidak mampu memperbaiki kualitas dan kuantitas raskin, lebih baik dicopot saja Kasub itu,” tegasnya.

Menurut Mahmud, sikap pembiaran yang dilakukan Divre DKI, telah merugikan masyarakat penerima manfaat raskin secara keseluruhan. “Hitung saja, berapa kerugian yang diderita masyarakat penerima manfaat akibat buruknya kualitas raskin di Pandeglang? Seharusnya, sebagai bentuk pertanggungjawaban Perum Bulog Divre DKI, ya ganti dong Kasubnya. Jangan seolah-olah dibiarkan,” katanya menambahkan, sudah setahun lebih persoalan yang sama dibiarkan terus terjadi, namun belum juga ada tindakan perbaikan. “Kalau tetap juga dibiarkan, maka kami akan melaporkan kasus ini kepada aparat Kepolisian dan Kejaksaan agar memeriksa kualitas dan timbangan raskin digudang-gudang Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang,” pungkasnya. (Redaksi)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar