Warga Sesalkan Sikap Pembiaran Oleh
Divre DKI
RilisBanten-PANDEGLANG; Sepanjang
tahun 2013 hingga pertengahan 2014 ini, beras miskin (raskin) yang disalurkan
Perum Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang masih ditemukan berkualitas buruk (Tidak Memenuhi Syarat Inpres Perberasan-Red). Keluhan demi keluhan yang
disampaikan masyarakat penerima manfaat dan para pemerhati raskin di daerah,
seakan tidak mendapat tanggapan berarti dari Perum Bulog Divisi Regional
(Divre) DKI Jakarta.
Yang terbaru, Badan Pamantau Pembangunan Provinsi Banten (BP3B)
mempertanyakan komitmen Kepala Subdivre Bulog Lebak-Pandeglang, Herman Sadik,
terkait pelayanan beras raskin yang masih ditemukan berkualitas buruk tersebut.
“Kami mempertanyakan komitmen Kasub terkait kualitas raskin yang
disalurkan pihaknya. Sebab, masih ditemukan raskin yang berkualitas sangat
buruk dan tidak layak dikonsumsi manusia, seperti raskin di Desa Pasirkarag dan
Desa Pasirjaksa Kecamatan Keroncong, Kabupaten Pandeglang, Banten,” ujar
Koordinator BP3B, Apandi Jarkasih layaknya dilansir harian Pelita, Senin
(9/6/2014) kemarin.
Menurutnya, beras yang disalurkan untuk kedua desa tersebut berkutu, banyak
gabah, dan berwarna kusam. “Buruknya kualitas itu juga diketahui oleh Kepala
Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Pandeglang. Dia sangat geram dengan buruknya
kualitas raskin di Desa Pasirkarag tersebut,” jelasnya.
Soal komitmen Kasub Divre Bulog Lebak-Pandeglang dalam memperbaiki
kualitas raskin, lanjut Apandi, itu hanya bohong besar.
Sementara Kasie Pendistribusian KKP Pandeglang, meminta beras raskin
untuk Desa Pasirkarag tidak disalurkan dulu. “Kepala Desa harus segera membuat
laporan dan mengembalikan raskin tersebut ke Bulog,” katanya.
Dipihak lain, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Banten, Sri
Murtiningsih, mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mengawasi penyaluran
raskin, baik terkait kualitas dan kuantitas maupun ketepatan sasarannya. “Butuh
peran serta dari seluruh komponen masyarakat untuk menyukseskan program
raskin,” katanya.
Persoalan raskin di Kabupaten Padeglang juga tidak hanya terkait dengan
buruknya kualitas. Tapi, ada juga beras raskin yang tiba-tiba raib dari rumah
Kepala Desa (Kades). Seperti halnya yang terjadi di Desa Cigodang, Kecamatan
Labuan, Pandeglang. Para Ketua RT membuat pernyataan bersama sebagai bentuk
protes atas menghilangnya raskin tersebut.
Pada bagian lain, Pemerhati Raskin Banten (PRB), Tb. Mahmud Syaeroji,
menyesalkan sikap pembiaran dari Perum Bulog Divre DKI Jakarta terkait kinerja
Kasub Divre Lebak-Pandeglang. “Persoalan buruknya kualitas raskin di Pandeglang
ini sudah berlangsung lama, tapi kenapa dibiarkan dan tidak diselesaikan. Kalau
tidak mampu memperbaiki kualitas dan kuantitas raskin, lebih baik dicopot saja
Kasub itu,” tegasnya.
Menurut Mahmud, sikap pembiaran yang dilakukan Divre DKI, telah
merugikan masyarakat penerima manfaat raskin secara keseluruhan. “Hitung saja,
berapa kerugian yang diderita masyarakat penerima manfaat akibat buruknya
kualitas raskin di Pandeglang? Seharusnya, sebagai bentuk pertanggungjawaban
Perum Bulog Divre DKI, ya ganti dong Kasubnya. Jangan seolah-olah
dibiarkan,” katanya menambahkan, sudah setahun lebih persoalan yang sama
dibiarkan terus terjadi, namun belum juga ada tindakan perbaikan. “Kalau tetap juga
dibiarkan, maka kami akan melaporkan kasus ini kepada aparat Kepolisian dan Kejaksaan
agar memeriksa kualitas dan timbangan raskin digudang-gudang Bulog Subdivre
Lebak-Pandeglang,” pungkasnya. (Redaksi)*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar